Insight Articles — Sep 07, 2022
3 mins read
Share this article
“P”
“P”
“Ri”
“Sibuk gak”
Kepada tersangka perbuatan di atas, plis kenapa nggak to the point aja sih?
Antara chat tes ombak “P” atau ngabsen nama doang, dua-duanya punya tingkat nyebelin yang setara. Belum ada yang tau asal dan maksud sebenarnya dari chat “P”. Ada yang bilang “P” berasal dari bahasa Sunda “punten” yang berarti “permisi”. Tapi nyatanya kebiasaan ngechat “P” gak cuma dilakukan oleh suku tertentu aja (pemimpin.id).
Pendapat lain yang lebih populer bilang “P” asalnya dari “PING!” milik Blackberry Messenger (BBM) yang melegenda pada masa kejayaannya dulu (mojok.co). Sebenarnya fitur “PING!” digunakan untuk membuat ponsel penerima chat bergetar, niatnya untuk memberi tanda bahwa pesan yang kita kirimkan penting dan perlu segera dibalas. Setelah mayoritas pengguna BBM bermigrasi ke Whatsapp, bisa jadi kebiasaan tes ombak ini masih terbawa dan digantikan dengan “P” untuk ngecek apakah si penerima chat sedang available untuk membalas.
Tapi semulia apapun niatnya, tetap aja ngechat “P” atau nama doang itu gak sopan. Terutama kalau sedang dalam situasi formal. Percaya nggak percaya, banyak banget staff Human Resources Development (HRD) yang mengeluhkan calon pekerja yang ngechat “P” saat melamar kerja (pemimpin.id).
Agar kamu ditanggapi, ikuti tips etika membuka chatting berikut:
Kalau kamu di posisi penerima pesan, wajar banget kalau dichat tes ombak bikin kamu jadi deg-degan dan ragu merespon. Ini karena menurut Fred Durst saat berkomunikasi harusnya kita membuka dengan dua unsur, yaitu tujuan dan kejelasan makna. Ngechat tes ombak udah pasti nggak memenuhi kedua syarat ini. Saat kamu mengalami ini, konfirmasi saja maksud dan tujuan pesan tersebut (pemimpin.id, fortune.com). Merasa terganggu dan kesal itu normal, tapi saat kasih feedback yang konstruktif pastikan kamu lakukan dengan memberi contoh yang sopan ya!
Reference:
Share this article
Related insight