Insight Articles — Aug 31, 2022

Ibu-Ibu Jago Cari Barang Hilang

3 mins read

Share this article

Biasanya begini skenarionya:

“Maaa gunting kuku di mana ya?”

“Lemari sebelah kiri.”

“Ga ada ma”

“Sampe ada awas ya kamu”

*dicariin*

“INI APA?”

 

Habis itu disuruh cari pakai mata, jangan pakai mulut. Padahal udah cari sekeras mungkin, kita pun yakin barangnya pasti ada dan gak hilang, tapi kenapa kalau ibu yang nyari bisa langsung ketemu ya?
 

Rupanya hal ini punya penjelasan ilmiahnya. Wanita cenderung lebih baik dalam mengingat episodic memory, yaitu salah satu memori jangka panjang tentang peristiwa atau pengalaman khusus, entah itu percakapan, kejadian, atau wajah orang. Jadi wanita memang lebih mudah mencari barang, karena masih bisa mengingat peristiwa yang terjadi saat ada barang itu dan kira-kira ditaruh di mana barangnya.

 

Hal ini juga mungkin berhubungan dengan pembagian tugas di masa lampau. Kata Carl Pintzka, dokter medis dan kandidat PhD di Norwegian University of Science and Technology, “Pada masa lampau, pria adalah hunters (yang memburu) dan wanita adalah gatherers (yang mengumpulkan). Jadi otak kita mungkin berevolusi dengan berbeda.” Dari hipotesis ini, muncul pendapat bahwa pria dan wanita memang mengembangkan kemampuan psikologis yang menyesuaikan dengan peran prasejarah mereka. Sehingga seiring berjalannya waktu, pria jadi lebih baik dalam mendeteksi hal-hal di kejauhan yang bergerak cepat, sementara wanita lebih fokus pada hal-hal statis yang berjarak dekat. Kalau secara sederhana, wanita lebih baik dalam menemukan barang-barang di dalam rumah, sedangkan pria lebih baik dalam menemukan rumahnya.

 

Terkait dengan hubungan hunter-gatherer ini, penelitian lain juga menemukan kalau wanita dan pria cenderung melihat shade warna yang berbeda pada objek yang sama. Dalam jurnal Biology of Sex Differences dijelaskan bahwa pria membutuhkan wavelength yang sedikit lebih panjang dari wanita untuk melihat shade warna yang sama. Misalnya, wavelength yang lebih panjang biasanya diasosiasikan dengan warna-warna “hangat” seperti oranye, yang akan terlihat lebih kemerahan di mata pria. Menurut studi ini, pria juga lebih sulit untuk membedakan warna di tengah spektrum biru, hijau, dan kuning. Jadi wanita mungkin bisa lebih mudah menemukan atau melihat objek-objek tertentu dari warnanya, misalnya kalau mencari barang di laci yang warnanya mirip atau nyaru.

 

Meski begitu, ternyata dari penelitian ini juga ditemukan kalau pria lebih mahir mendeteksi hal-hal detail dari jauh yang berubah cepat, seperti melacak garis cahaya yang lebih tipis dan lebih cepat di antara kumpulan kedipan cahaya lainnya. Keunggulan di bagian otak ini besar dipengaruhi oleh hormon maskulin, karena pria dipenuhi oleh testosteron dan terlahir dengan 25% lebih banyak neuron di wilayah otak ini daripada wanita. Hal ini juga membuat pria jadi lebih baik kalau soal navigasi. Penelitian menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging) menunjukkan bahwa pria lebih baik dalam mengambil beberapa jalan pintas dan menggunakan bagian otak yang berbeda dari wanita, jadi lebih efektif untuk sampai ke tujuan.
 

Namun pada kenyataannya, masih banyak juga kok wanita atau anak perempuan yang sulit mencari barang di sekitar rumah, tapi ibu-ibu tetap dinilai lebih hebat dalam menemukan barang. Hal ini secara sederhana bisa dikatakan karena ibu-ibu, terutama ibu rumah tangga, pada umumnya sudah terbiasa mengurus rumah, jadi sudah hafal dengan seluk-beluk setiap sudut rumah dan punya sistemnya sendiri. Mereka juga cenderung lebih tahu kebiasaan sehari-hari anggota keluarganya, jadi bisa mengira-ngira letak barang yang dicari berdasarkan kegiatan suami dan anak-anaknya. Kemampuan ini sebenarnya juga tidak melulu hanya bisa dikuasai ibu-ibu. Kalau ada anggota keluarga lain yang lebih sering mengurus rumah dan anggota keluarganya yang lain, mereka juga pasti lebih jago menemukan barang.

 

Kalau di rumah kamu, siapa nih yang paling jago mencari barang hilang?

 

Reference:


 

Share this article