Insight Articles — Oct 28, 2022
3 mins read
Share this article
Dari mengantar ke sekolah, kantor, hingga rumah sakit di berbagai kondisi cuaca, mengantar makanan pas kelaparan tengah malam, hingga membantu mergokin pasangan yang selingkuh, para ojol (re: ojek online) dan taksol (re: taksi online) di cerita dari netizen digambarkan seperti pahlawan di kehidupan sehari-hari.
Salah satu cerita yang dianggap paling berkesan oleh pengguna jasa ojol dan taksol anggap adalah interaksi selama perjalanan. Meski niatnya mungkin sekedar mengisi waktu hingga sampai ke tujuan, gak jarang momen mengobrol dengan ojol dan taksol justru jadi sangat menghibur. Kondisi mengobrol sambil menaiki motor dengan lingkungan jalanan yang berisik sering menghasilkan momen lucu.
“Biasanya pas naik ojol suara drivernya gak kedengeran. Karena gue gak enakan, jadi gue selalu tanya berkali-kali. Tapi pernah sih nyerah terus iya iya aja.” -D****
“Iya kalo lagi ngojol diajak ngomong jadinya hah heh hoh. Soalnya berisik klakson, banyak suara angin, dan helmnya bikin gue agak budeg. Pas rambut gue pirang malah dikira gak paham Bahasa Indonesia.” -P****
Nggak sampai di situ saja, beberapa orang juga mengaku memiliki pengalaman mengharukan saat menaiki ojol dan taksol. Mereka mengaku terlibat di obrolan mendalam, dan juga curhat dengan driver ojol atau taksol.
“Pernah bapaknya curhat tentang pernikahan dia terus ngasih wejangan kebapakan. Mungkin karena gue keliatan masih kecil ya.” -C******
“Abang ojol malah ada yang lebih perhatian dari temen. Pernah ditanyain kenapa tampangnya sedih. Gue cerita sedikit terus dikasih semangat pas mau turun. Abang drivernya gak mau dibayar pula.” -K****
Banyaknya orang yang terlibat momen saling curhat saat menaiki ojol dan taksol memunculkan pertanyaan kenapa kita lebih mudah bercerita hal yang mendalam ke orang nggak dikenal. Kadang, saat ada orang dikenal yang menanyakan kabar kita justru cenderung merasa malu, menghindar, diam saja, bahkan merasa takut di-judge.
Hal ini karena menurut Paul A. M. Van Lange dan Simon Columbus yang meneliti hubungan antara interaksi sosial dan psikologi, kita lebih bersedia bercerita mengenai kehidupan kita ke orang yang tidak dikenal karena 3 hal:[1][2]
1. Kamu merasa lebih aman karena kecil kemungkinan untuk bisa ketemu lagi dengan orang tersebut, jadi kecil kemungkinan ceritamu menyebar di antara orang yang kamu kenal.
2. Orang yang nggak dikenal bisa memberi perspektif atau reaksi baru, karena kalian nggak tahu latar belakang masing-masing.
3. Bisa kasih kamu hal tak terduga, seperti tips untuk karir impian, keahlian baru, atau koneksi baru.
Dr. Elizabeth Dunn, Profesor Department Psikologi di Universitas British Columbia menambahkan mengobrol dengan orang yang nggak dikenal memang bisa membuat kita lebih ceria, mengurangi stress, dan merasa dianggap[3]. Selain itu, seru kan mendengarkan cerita dan perspektif baru?
Reference:
[1] Van Lange, P. A. M., & Columbus, S. (2021). Vitamin S: Why Is Social Contact, Even With Strangers, So Important to Well-Being? Current Directions in Psychological Science, 30(3), 267–273. SAGE Journal
[2] Psychology Today
Share this article
Related insight