Insight Articles — Aug 01, 2022

Citayam Fashion Week: New Harajuku?

3 mins read

Share this article

Citayam Fashion Week sampai sekarang masih menjadi topik yang ramai dibahas. Bahkan, tren kontroversial ini memicu perdebatan baru setelah perusahaan milik selebriti Baim Wong mendaftarkan Citayam Fashion Week ke HAKI. Kejadian ini direespon oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang menganggap Citayam Fashion Week tidak perlu dikomersilkan dan lebih baik dibiarkan tetap ada di jalanan.
 

Fenomena Citayam Fashion Week dimulai oleh ratusan anak muda yang nongkrong di daerah Dukuh Atas atau dekat Stasiun MRT Sudirman BNI City. Remaja dari Citayam hingga Bojonggede berbondong-bondong datang ke Jakarta mengenakan pakaian yang modis dan berlenggak-lenggok ala catwalk di zebra cross.
 

Dilansir dari artikel Kompas.com dengan judul "Ramai Fenomena Citayam Fashion Week, Ini Penjelasan Sosiolog", Senin (7/18/2022), Sosiolog Dr. Drajat Tri Kartono menganggap Citayam Fashion Week sebagai salah satu cara generasi Z mengekspresikan kreativitas mereka melalui fashion. Kemudian menjadi booming karena para remaja itu merasa daerah Dukuh Atas bisa menonjolkan identitas dan eksistensi diri.
 

Oleh media Tokyo Fashion dari Jepang, tren ini dinilai mirip dengan Harajuku yang awalnya dianggap mengganggu publik namun kini menjadi pusat fashion Jepang. Fashion subculture memang sudah terbentuk di Stasiun Harajuku, distrik Shibuya, Jepang sejak era 1980-an. Seperti Citayam Fashion Week, subculture Harajuku juga awalnya kurang diterima oleh masyarakat, sampai harus diawasi oleh patroli keamanan.

 

(Foto: Jabar JPNN)

 

Kemunculan fenomena streetwear sering diwarnai dengan pendapat kontra yang menganggap sub-culture fashion ini “kampungan”. Seiring berjalannya waktu, tren streetwear justru menjadi simbol kembalinya akses ruang publik yang layak bagi semua golongan warga. Citayam Fashion Week seolah melawan gatekeeping wilayah SCBD yang memiliki citra kawasan elit, dan mengembalikan makna slogan “Jakarta Milik Semua” dari Pemprov DKI. Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, berpendapat ruang publik Jakarta bisa dinikmati siapa saja. Bahkan ia merangkul Bonge dan Jeje untuk kampanye kebersihan DKI Jakarta agar anak-anak muda tidak menyampah saat nongkrong.

 

Jalan bagi Citayam Fashion untuk menjadi seperti Harajuku memang masih jauh. Meski jadi kontroversi, subculture ini memiliki potensi besar yang nggak bisa disepelekan kalau diarahkan ke hal-hal yang positif. Menurut kamu, ke mana arah Citayam Fashion Week akan berkembang?


 

Source:

Share this article